Di tengah gemerlap dunia teknologi, Elon Musk kembali menggemparkan publik dengan pernyataannya yang mengerikan: “Pada akhirnya, seluruh kehidupan di Bumi akan hancur oleh Matahari.”
Matahari, sumber kehidupan yang selama ini menopang manusia, perlahan berubah menjadi ancaman. Dalam beberapa ratus juta tahun ke depan, panasnya akan mendidihkan lautan, mengubah Bumi menjadi neraka yang tak bisa dihuni. Dan dalam 5 miliar tahun, Matahari akan meledak, menelan planet ini tanpa sisa.
Musk tak ingin menunggu takdir itu datang. Ia bersikeras bahwa umat manusia harus menjadi peradaban antarplanet, menjelajah Tata Surya sebelum semuanya terlambat. Mars adalah jawabannya—planet merah yang bisa menjadi rumah baru bagi manusia.
Di balik ambisi ini, SpaceX terus mengembangkan Starship, roket raksasa yang diharapkan bisa membawa manusia ke Mars dengan biaya yang masuk akal. Hingga kini, Starship telah terbang delapan kali, meski masih menghadapi tantangan besar.
Namun, perjalanan menuju kehidupan di luar Bumi bukanlah hal yang mudah. Kolonisasi Mars membutuhkan teknologi yang belum sepenuhnya matang, sumber daya yang luar biasa, dan keberanian untuk meninggalkan planet yang telah menjadi rumah selama jutaan tahun.
Musk memperkirakan manusia punya waktu 450 juta tahun sebelum Bumi menjadi terlalu panas untuk dihuni. Tapi pertanyaannya tetap menggantung: Bisakah kita benar-benar meninggalkan Bumi sebelum semuanya berakhir?
Di tengah ketidakpastian ini, satu hal yang pasti—waktu terus berjalan, dan keputusan untuk bertahan atau pergi harus dibuat sebelum terlambat.
*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim PesonaDunia.Com. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber (Source News) yang disertakan.