Setiap kota punya cara merayakan ulang tahunnya. Jakarta, kota yang tak pernah benar-benar diam, memilih merayakannya dengan pekan raya yang menggandeng suara-suara hiburan, denting sejarah, aroma kuliner, dan riuh diskon. Jakarta Fair 2025 kembali hadir di JIEXPO Kemayoran sebagai etalase raksasa tentang siapa kita kini dan ke mana kota ini akan melangkah.
Namun seperti tradisi besar yang mengikat banyak orang sekaligus, datang ke Jakarta Fair tidak cukup bermodal niat. Ia butuh strategi kecil: tentang jam, rute, dan jenis kendaraan yang dipilih. Karena sejatinya, Jakarta merayakan ulang tahunnya di antara kemacetan yang setia datang saat akhir pekan tiba.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka banyak jalur menuju pusat kemeriahan ini. Bagi pengguna TransJakarta, ada rute PRJ1 (Kampung Melayu–JIEXPO) dan PRJ2 (Pulo Gadung–JIEXPO) yang beroperasi di jam khusus. Rute 2C Balai Kota–JIEXPO bahkan beroperasi 24 jam, menjadikannya pilihan paling lentur bagi pelancong yang mengejar malam dan pesta lampu.
Bagi yang memilih KRL, pengunjung bisa turun di Stasiun Rajawali lalu menyambung dengan Jaklingko rute Jak 120. Dari titik itu, hanya butuh beberapa langkah kaki ke pintu gerbang pesta. Jika memulai dari jalur bawah tanah, MRT dapat mengantar hingga Bundaran HI, kemudian dilanjutkan dengan TransJakarta yang menyambung hingga Kemayoran.
Namun seperti yang tercatat pada gelaran tahun sebelumnya, kemacetan bukan hanya kemungkinan—ia adalah pola yang muncul di waktu tertentu: pukul 15.00 hingga 20.00. Jalur Benyamin Sueb dari arah HBR Motik sering kali berubah jadi koridor sabar—tempat klakson, napas anak-anak, dan sisa roti di dashboard menyatu dalam kemacetan.
Pemerintah mengatur siasat: cone oranye, sistem buka-tutup, dan kerja keras petugas lalu lintas. Tapi pada akhirnya, perayaan akan lebih nikmat bila tamu tahu cara berjalan ringan.
Maka jika kau ingin merayakan Jakarta, rayakan juga jalannya. Pilih waktu yang bijak, angkutan yang efisien, dan bersiap untuk antrean yang barangkali bukan halangan, tapi bagian dari pesta kota ini.
Di Jakarta Fair, yang dirayakan bukan hanya usia. Tapi juga semangat bertemu, berdesakan, dan merasa jadi bagian dari satu kota—sekalipun hanya untuk satu malam yang penuh lampu dan kemungkinan.
*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim PesonaDunia.Com. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber (Source News) yang disertakan.