Langit Samarinda masih temaram saat ribuan peserta UTBK-SNBT memenuhi aula ujian Universitas Mulawarman. Wajah-wajah penuh harap duduk rapi, menanti soal-soal yang akan menentukan masa depan mereka. Tetapi di antara lautan peserta yang tegang, ada satu orang yang membawa sesuatu lebih dari sekadar harapan—ia membawa sebuah rencana.
Dari luar, ia terlihat seperti peserta lain, tetapi di balik kemejanya tersembunyi kamera kecil, alat yang didesain untuk menangkap setiap soal di layar komputernya. Di telinganya, perangkat nyaris tak terlihat bersarang, siap menyampaikan jawaban dari seseorang yang berada jauh di luar ruangan ujian.
Tapi panitia UTBK-SNBT sudah bersiap. Mereka tidak hanya mengandalkan pengawasan mata manusia—mereka memiliki metal detector, pemindaian dari ujung rambut hingga ujung kaki, dan sistem keamanan yang tak mudah ditembus.
Lalu semuanya berubah dalam hitungan detik. Suara detektor berbunyi—sebuah kesalahan kecil yang mengungkap rencana besar. Pengawas langsung mengarahkan pandangan mereka, dan sebelum ujian dimulai, rencana yang ia susun berbulan-bulan runtuh dalam sekejap.
Di dunia yang semakin canggih, kecurangan juga semakin licik. Tetapi satu kesalahan cukup untuk mengubah segalanya.
Saat peserta lain berjuang dengan keringat dan kerja keras, ia berjalan keluar dari aula, meninggalkan mimpi yang kini tak lagi mungkin ia genggam.
*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim PesonaDunia.Com. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber (Source News) yang disertakan.