Di balik semilir angin laut dan gemuruh ombak, Pulau Untung Jawa menyimpan kisah tak biasa. Konon, seorang perempuan bergaun merah kerap terlihat di Pantai Sakura dan Jembatan Pengantin. Warga menyebutnya Melati—bukan karena namanya, tapi karena aroma bunga itu yang sering muncul tiba-tiba saat sosoknya hadir. Ia dipercaya bukan sekadar bayangan, tapi jiwa yang tertinggal, menanti cinta sejati yang tak pernah pulang.
Pulau ini dulunya bernama Amirtedam, saksi bisu sejarah kolonial dan kemerdekaan. Namun kisah Melati bukan tentang perjuangan bangsa, melainkan tentang rindu yang tak selesai. Menurut penuturan pedagang setempat, Melati hadir tanpa suara—kadang berdiri di bawah pohon, wajah samar, lalu lenyap dalam kabut sore. “Awalnya saya kira wisatawan,” kata seorang saksi. “Tapi dia diam saja, dan sosoknya seperti menguap di udara.”
Beberapa pengunjung pernah menangkap kehadiran Melati lewat kamera. Bayangan bergaun merah tampak samar di belakang mereka, terutama saat senja di Jembatan Pengantin. Kejadian ini membuat bulu kuduk berdiri, menyisakan tanya: siapa sebenarnya sosok yang menampakkan diri di tempat penuh kenangan itu?
Warga meyakini Melati adalah arwah seorang perempuan yang dulu gagal menikah karena kekasihnya hilang di laut. Sejak saat itu, ia disebut berdiri menanti di Jembatan Pengantin, berharap cinta sejatinya datang membawa pulang takdir yang tertunda.
Selain penampakan, pengunjung juga sering merasakan bisikan halus, hawa dingin mendadak, atau perasaan diawasi. Aroma bunga melati yang muncul tanpa sebab juga menjadi pertanda kuat kehadirannya. Di Pulau Untung Jawa, sensasi gaib kadang hadir lebih nyata dari udara.
Namun kisah ini tidak mengusir wisatawan—justru menambah daya tarik. Pulau Untung Jawa kini menjadi destinasi bukan hanya bagi pencari keindahan alam, tetapi juga penjelajah spiritual yang ingin merasakan getar emosi dari cinta yang tak selesai.
Apakah Melati benar-benar ada? Ataukah ini hanya kisah rindu yang diwariskan secara turun temurun? Tak ada jawaban pasti. Tapi di pulau ini, batas antara nyata dan gaib memang selalu tipis. Satu hal yang pasti: cinta, meski tak utuh, bisa hidup dalam bentuk yang tak kasat mata.
*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim PesonaDunia.Com. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber (Source News) yang disertakan.