Jamaah haji Indonesia berangkat dengan satu impian: menyempurnakan ibadah suci mereka di tanah harapan. Namun, begitu tiba di Arab Saudi, beberapa di antara mereka dihadapkan pada kenyataan pahit—terpisah dari keluarga, tersekat oleh sistem yang tak seharusnya ada.
Suasana haru menyelimuti Makkah. Pasangan yang seharusnya melaksanakan ibadah bersama, ibu dan anak yang berjanji saling menjaga, kini terpisah oleh pengaturan yang keliru. Tidak ada jawaban yang jelas, hanya tatapan kebingungan dan pertanyaan yang tak terucapkan: Mengapa ini terjadi?
Masalah itu berawal dari tumpang tindih data jemaah yang diserahkan sebelum keberangkatan dari Indonesia. Bukan sistem Arab Saudi yang menetapkan pemisahan gender, melainkan kesalahan administratif dari delapan perusahaan Indonesia yang bertanggung jawab atas keberangkatan mereka. Tanpa koordinasi yang tepat, nama-nama tertukar, kelompok-kelompok terpisah, dan para jamaah dibiarkan menghadapi ketidakpastian.
Di antara ribuan jamaah yang berusaha memahami keadaan, seorang pria paruh baya berdiri di sudut penginapan, mengusap matanya yang basah. “Saya seharusnya bersama istri saya, menjalani ibadah ini berdua,” katanya dengan suara bergetar. Namun, nama mereka tercatat dalam daftar berbeda, membawa mereka ke lokasi terpisah tanpa peringatan.
Arab Saudi telah menegaskan bahwa sistem mereka dirancang untuk memastikan kenyamanan dan keamanan jamaah. Tidak ada prosedur khusus yang memisahkan jamaah berdasarkan gender. Namun, sistem yang seharusnya berjalan lancar kini tercoreng oleh kelalaian beberapa pihak yang seharusnya menjamin kelancaran perjalanan ibadah ini.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi segera mengambil langkah untuk berkomunikasi dengan otoritas Indonesia guna memperbaiki kekacauan yang terjadi. Tim khusus telah dikirim untuk mengatasi permasalahan ini, namun penyelesaiannya membutuhkan koordinasi lebih lanjut agar musim haji dapat berlangsung tanpa gangguan bagi jemaah lain.
Sementara itu, di dalam penginapan, sekelompok jamaah hanya bisa menatap kosong. Mereka telah bermimpi tentang kebersamaan di tanah suci, namun dihadapkan pada pemisahan yang tak pernah mereka bayangkan. Bagi mereka, haji adalah perjalanan spiritual, sebuah perjalanan dengan orang-orang terkasih. Kini, mereka hanya berharap bisa menjalani ibadah ini dengan tenang, meski terpisah oleh kesalahan yang bukan mereka buat.
Haji adalah perjalanan hati. Namun bagi sebagian jamaah Indonesia tahun ini, ia juga menjadi perjalanan penuh ujian—ujian akan kesabaran, ketabahan, dan harapan.
*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim PesonaDunia.Com. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber (Source News) yang disertakan.