McDonald’s dan Krisis Konsumen: Ketakutan yang Mengubah Segalanya

Fenomena, *5 Dilihat

Di sudut kota yang tak pernah tidur, lampu neon McDonald’s masih menyala terang. Tapi di balik cahaya itu, ada ketegangan yang tak terlihat—kursi-kursi kosong, antrean yang tak lagi mengular, dan angka penjualan yang terus merosot.

Di ruang rapat yang sunyi, CEO McDonald’s, Chris Kempczinski, menatap laporan keuangan dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan. Penjualan turun 3,6%, angka terburuk sejak pandemi. Konsumen yang dulu setia kini mulai ragu, menahan pengeluaran mereka di tengah ketidakpastian ekonomi.

“Gejolak geopolitik memperburuk situasi lebih dari yang kami perkirakan,” ucapnya dalam konferensi pers.

Di dapur restoran, seorang karyawan mengemas pesanan dengan kecepatan yang sama seperti dulu—tapi kali ini, tak banyak yang harus disiapkan. Konsumen berpendapatan rendah yang dulu memenuhi gerai kini menghilang, dan bahkan kelas menengah mulai mengurangi kunjungan mereka.

McDonald’s mencoba bertahan. Menu hemat diluncurkan, promosi dengan film “A Minecraft Movie” menarik perhatian, dan harapan baru muncul dengan kembalinya chicken strips serta Snack Wrap yang telah lama dinantikan.

Tapi pertanyaannya tetap menggantung di udara: Bisakah McDonald’s bertahan di tengah badai ekonomi ini, atau akan menjadi korban berikutnya dari ketakutan konsumen yang semakin dalam?

*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim PesonaDunia.Com. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber (Source News) yang disertakan.

Tinggalkan Balasan