Matahari baru saja muncul di ufuk timur, memantulkan warna keemasan di permukaan Sungai Martapura yang tenang. Udara pagi masih sejuk, dan di kejauhan, suara percikan air mulai terdengar. Dari kejauhan, bayangan perahu-perahu kecil mulai bergerak, mendekati satu titik di tengah sungai. Hari ini adalah hari yang biasa bagi masyarakat setempat, tetapi bagi wisatawan, ini adalah pagi yang penuh keajaiban—pagi di Pasar Terapung Lok Baintan.
Sebuah Pasar di Atas Air
Pasar Terapung Lok Baintan adalah salah satu ikon budaya Kalimantan Selatan yang masih bertahan hingga kini. Berlokasi di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, pasar ini menjadi saksi hidup tradisi jual beli yang telah berlangsung sejak zaman Kesultanan Banjar. Tidak ada bangunan atau kios permanen di sini—semua aktivitas perdagangan berlangsung di atas jukung, sebutan untuk perahu kecil khas suku Banjar.
Sejak subuh, para pedagang—yang sebagian besar adalah perempuan dengan pakaian tradisional khas Banjar—telah bersiap dengan dagangannya. Mereka membawa hasil bumi seperti pisang, rambutan, jeruk, cabai, dan beragam sayuran segar, serta kuliner khas seperti wadai (kue tradisional) dan ketupat Kandangan.
Para pembeli pun datang dengan perahu mereka, mendekati pedagang, saling tawar-menawar, dan bertukar barang. Inilah yang disebut sebagai barter, salah satu sistem perdagangan tradisional yang masih dilakukan hingga sekarang.
Pesona dan Keunikan Pasar Terapung
Bagi yang pertama kali datang, pengalaman ini terasa seperti masuk ke dalam dunia lain. Tidak ada suara klakson kendaraan atau mesin kasir berbunyi—hanya suara air, percakapan hangat dalam bahasa Banjar, dan tawa para pedagang yang bercanda satu sama lain.
Saat matahari semakin tinggi, warna-warni perahu dengan barang dagangan menciptakan pemandangan yang begitu indah. Pisang kuning keemasan, cabai merah menyala, hijau segarnya bayam dan kangkung, serta warna-warni pakaian para pedagang berpadu dengan pantulan air sungai yang tenang.
Salah satu hal yang unik dari pasar ini adalah cara transaksi yang masih tradisional. Selain menggunakan uang, beberapa pedagang masih menggunakan sistem barter. Misalnya, seorang pembeli bisa menukar sekantong jeruk dengan beberapa ikat bayam.
Seorang pedagang bernama Ibu Rahma, yang sudah berjualan di sini selama lebih dari 20 tahun, bercerita,
“Dari dulu, kami jualan seperti ini. Orang kota mungkin bingung, kenapa harus di sungai? Tapi bagi kami, sungai adalah bagian dari hidup. Dulu nenek moyang kami sudah berjualan di sini, jadi kami pun tetap melanjutkannya.”
Waktu Terbaik Berkunjung
Pasar Terapung Lok Baintan hanya buka pada pagi hari, dari sekitar pukul 05.30 hingga 08.00 WITA. Semakin pagi, semakin ramai suasananya. Untuk mendapatkan pengalaman terbaik, wisatawan disarankan untuk datang sebelum matahari terbit dan menyewa perahu untuk berkeliling.
Jika ingin menikmati pengalaman yang lebih menyeluruh, beberapa operator wisata menyediakan paket perjalanan yang mencakup perjalanan perahu dari Banjarmasin ke Lok Baintan, menyusuri Sungai Martapura sambil menikmati pemandangan rumah-rumah panggung khas Kalimantan.
Lebih dari Sekadar Pasar: Keindahan di Sekitarnya
Setelah puas menikmati hiruk-pikuk pasar terapung, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan menyusuri Sungai Martapura, menikmati pemandangan rumah-rumah panggung khas Banjar yang berdiri di tepi air. Perahu melaju perlahan, membawa mereka menuju jejak sejarah Kalimantan Selatan.
Di kejauhan, sebuah bangunan tua berdiri megah dengan atap bertingkat khas arsitektur Banjar. Itulah Masjid Sultan Suriansyah, masjid tertua di Kalimantan Selatan yang telah berdiri sejak abad ke-16. Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga saksi bisu perjalanan Islam di tanah Banjar. Dinding kayunya yang kokoh dan suasana tenangnya seolah mengajak siapa pun yang datang untuk sejenak merenung dan menikmati kedamaian.
Tak jauh dari sana, sebuah pulau kecil muncul di tengah sungai. Ini adalah Pulau Kembang, tempat yang dihuni oleh monyet-monyet liar yang jinak. Wisatawan yang membawa makanan harus berhati-hati, karena monyet-monyet di sini cukup cerdik dan tak segan mendekat untuk meminta jatah. Namun, itulah daya tariknya—berinteraksi langsung dengan penghuni alam yang telah lama menjadikan pulau ini rumah mereka.
Sebelum hari beranjak siang, perjalanan bisa dilanjutkan ke Kampung Sasirangan, pusat pembuatan kain khas Kalimantan Selatan. Di sini, wisatawan bisa melihat langsung proses pembuatan kain Sasirangan yang penuh warna dan bermotif unik. Setiap pola yang dibuat bukan sekadar hiasan, tetapi memiliki makna filosofis yang dalam, mencerminkan kehidupan dan budaya masyarakat Banjar. Tak jarang, wisatawan pulang dengan membawa selembar kain Sasirangan sebagai oleh-oleh, kenang-kenangan dari perjalanan yang sarat akan pengalaman budaya.
Menjaga Warisan Budaya
Pasar Terapung Lok Baintan bukan sekadar tempat jual beli, tetapi juga warisan budaya yang harus dijaga. Di tengah gempuran pasar modern dan minimarket yang semakin menjamur, pasar terapung tetap menjadi bagian dari identitas masyarakat Banjar.
Kini, dengan semakin banyaknya wisatawan yang datang, masyarakat setempat mulai sadar bahwa pasar ini bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi juga simbol tradisi yang perlu dilestarikan. Pemerintah daerah dan komunitas lokal pun terus berupaya menjaga keberlangsungan pasar ini dengan berbagai program promosi wisata dan kegiatan budaya.
Kesimpulan
Pasar Terapung Lok Baintan adalah contoh bagaimana budaya dan alam bisa berpadu dengan indah. Berkunjung ke sini bukan hanya tentang melihat cara berjualan yang unik, tetapi juga menyelami cara hidup masyarakat Banjar yang dekat dengan alam dan sungai.
Bagi siapa saja yang ingin merasakan suasana pasar tradisional yang berbeda, jauh dari hiruk-pikuk kota, maka pagi di Lok Baintan adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Naiklah ke atas perahu, nikmati segelas teh hangat, dan rasakan bagaimana waktu berjalan lebih lambat di atas air yang tenang.

*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim PesonaDunia.Com. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber (Source News) yang disertakan.