Yaqeen Hammad: Suara Gaza yang Dibungkam oleh Bom

News, *26 Dilihat

Di kamp pengungsian yang selalu diselimuti bau mesiu dan sirene yang tak pernah berhenti meraung, Yaqeen Hammad membangun dunia harapan melalui lensa ponselnya. Usianya baru 11 tahun, tetapi mimpinya telah melampaui rasa takut.

Setiap hari, Yaqeen menghadapi kematian dengan senyum yang menerangi wajah orang-orang di sekitarnya. Ia bukan sekadar anak kecil—ia adalah saksi hidup dari Gaza yang melampaui berita utama.

Gaza bukan hanya tentang perang. Gaza adalah rumah bagi anak-anak yang menciptakan cahaya dari debu dan mainan dari abu. Yaqeen merekam, tertawa, dan berbicara kepada para pendengarnya seolah-olah ia tahu bahwa suatu hari kesaksiannya tidak akan datang dari balik layar—tetapi dari dalam layar.

Pada Jumat malam, momen-momen terakhir Yaqeen direkam. Kali ini, dia tidak menyiarkan kehidupan—dia mengucapkan selamat tinggal. Serangan udara Israel menghantam tempat di mana ia berada. Kameranya terdiam. Ponsel yang pernah menangkap mimpi-mimpi kecilnya kini menjadi batu nisannya.

Citra Yaqeen menyebar di berbagai platform digital, seperti lagu perpisahan yang menyakitkan, bergema di setiap rumah warga Palestina. Di saat kenangan pun dibom, Yaqeen bergabung dengan daftar panjang anak-anak yang berubah dari saksi menjadi martir.

Namun, dia tidak pernah diam. Dia berteriak untuk hidup—bahkan di napas terakhirnya.

*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim PesonaDunia.Com. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber (Source News) yang disertakan.

Tinggalkan Balasan