Rejang Lebong—Di sebuah sekolah terpencil di Bengkulu, seorang guru olahraga tetap berdiri tegak di depan murid-muridnya. Zaharman, yang telah mengabdikan dirinya selama lebih dari tiga dekade, tidak pernah membiarkan tantangan menghentikannya—bahkan setelah kehilangan penglihatan di mata kanannya.
Sejak 1991, Zaharman telah mengajar di SMA Negeri 7 Rejang Lebong, sebuah sekolah yang terletak di daerah rawan kriminalitas. Setiap hari, ia menempuh perjalanan jauh melalui medan yang sulit demi memastikan anak-anak di sana tetap mendapatkan pendidikan.
Namun, perjuangannya mencapai titik paling kelam pada 1 Agustus 2023. Saat menegur seorang siswa yang merokok di lingkungan sekolah, orang tua siswa tersebut menyerangnya dengan ketapel, menyebabkan kebutaan permanen pada mata kanannya.
“Mata kanan saya memang sudah tidak berfungsi, tapi saya memilih bertahan. Trauma tentu ada, tapi saya merasa ini adalah panggilan hidup saya,” ujarnya dengan ketegaran.
Meski kehilangan penglihatan sebelah, Zaharman tetap mengajar. Baginya, usia yang mendekati masa pensiun bukan alasan untuk menyerah. Ia percaya bahwa tantangan seperti ini akan selalu ada di mana pun ia mengajar.
Di tengah keterbatasan fasilitas dan jumlah guru yang semakin berkurang, Zaharman tetap berjuang. Ia berharap kisahnya menjadi motivasi bagi guru-guru lain, khususnya yang mengabdi di daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal), untuk terus berjuang.
“Di mana pun kita mengajar, pasti ada tantangan. Tetapi tugas kita adalah mencetak generasi penerus yang mampu membawa perubahan,” ujarnya dengan penuh keyakinan
*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim PesonaDunia.Com. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber (Source News) yang disertakan.