Kuningan – Di tengah arus modernisasi yang kian deras, tradisi pensakralan Ikan Dewa di Objek Wisata Cibulan tetap bertahan sebagai simbol pelestarian alam dan penggerak ekonomi lokal. Penelitian terbaru oleh Emyr Bagatondi Nasution dan Azrey Auranugraha Supriadi, santri dari MAS Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan, mengungkap bahwa praktik sakral yang dikenal dengan nama Kancra Bodas memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus mengangkat potensi pariwisata kawasan tersebut.
Masyarakat Cibulan memandang Ikan Dewa sebagai jelmaan prajurit legendaris Prabu Siliwangi yang diberi kekhususan dengan larangan mengonsumsi. Ritual pensakralan yang bahkan mencakup penguburan ikan layaknya jenazah manusia dianggap sebagai bentuk penghormatan mendalam terhadap alam. “Ikan Dewa adalah simbol kehidupan bagi kami. Melalui tradisi ini, kami belajar menghormati alam sekaligus menjaga warisan leluhur,” ungkap salah satu narasumber.
Penelitian tersebut menyoroti tiga dampak utama: pertama, larangan terhadap konsumsi Ikan Dewa membantu memelihara keberlangsungan biodiversitas di Cibulan; kedua, tradisi ini menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat lewat sektor pariwisata; dan ketiga, nilai spiritual dan sosial yang terpancar memperkuat ikatan komunitas serta identitas budaya setempat.
Namun, para peneliti juga menyuarakan kekhawatiran terkait menurunnya minat generasi muda terhadap tradisi ini, yang berpotensi mengikis kearifan lokal jika tidak diiringi dengan edukasi intensif.
Fenomena pensakralan Ikan Dewa di Cibulan bukan hanya sekadar ritual tahunan, melainkan bukti nyata bahwa nilai-nilai leluhur dapat berdampak luas: menjaga lingkungan, menggerakkan ekonomi, dan menguatkan identitas budaya. Di tengah tantangan global, kearifan lokal seperti ini menawarkan solusi berkelanjutan dengan cara yang unik dan inspiratif.
Loading ...*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim PesonaDunia.Com. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber (Source News) yang disertakan.
