Bentuk bulat menjadi ciri khas mayoritas benda-benda langit seperti planet, bintang, dan bulan. Fenomena ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari proses fisika yang terjadi selama miliaran tahun.
Menurut para ilmuwan, bentuk bulat muncul karena pengaruh gravitasi. Ketika massa suatu benda di luar angkasa cukup besar, gaya gravitasi akan menarik seluruh materi ke arah pusatnya secara merata.
Baca juga:
Akibatnya, permukaan benda tersebut terdorong menjadi seimbang di segala arah, membentuk bola atau bentuk bulat sempurna. Proses ini disebut sebagai “relaksasi gravitasi”.
Namun, tak semua objek di luar angkasa berbentuk bulat. Asteroid atau komet kecil, misalnya, memiliki bentuk tak beraturan karena massa dan gravitasi mereka terlalu lemah untuk memadatkan diri menjadi bulat.
Baca Juga:
Ambang batas ukuran yang membuat objek bisa menjadi bulat disebut “batas hidrostatik”. Umumnya, objek dengan diameter lebih dari 400-600 kilometer akan mengalami pembulatan oleh gravitasi.
Selain gravitasi, rotasi juga memengaruhi bentuk objek langit. Planet yang berputar cepat seperti Jupiter dan Saturnus sedikit pepat di kutub dan menggembung di ekuatornya, akibat gaya sentrifugal.
Fenomena ini menjelaskan mengapa Bumi pun tidak sepenuhnya bulat sempurna, melainkan agak gepeng. Meski begitu, bentuk ini tetap dikategorikan sebagai bulat secara astronomi.
Pemahaman ini menjadi dasar dalam studi pembentukan planet, bintang, dan benda langit lainnya. Ilmu tentang bentuk benda langit juga membantu para astronom memahami proses evolusi kosmik secara keseluruhan.
