Langit malam pertengahan April akan dihiasi hujan meteor Lyrid, yang mencapai puncaknya pada 21-22 April 2025. Tahun ini, kondisi langit nyaris tanpa cahaya bulan, memberikan peluang sempurna untuk menikmati fenomena langka ini.
Hujan meteor Lyrid terjadi saat Bumi melintasi jejak debu dari Komet Thatcher (C/1861 G1), yang hanya melintasi tata surya bagian dalam sekali setiap 422 tahun. Partikel kecil dari komet ini terbakar saat memasuki atmosfer, menciptakan cahaya terang yang sering disebut “bintang jatuh”.
Titik asal meteor ini tampak berasal dari rasi bintang Lyra, yang terkenal dengan bintang terang Vega. Menurut American Meteor Society, puncaknya tahun ini diperkirakan menghasilkan hingga 18 meteor per jam. Untuk wilayah Indonesia, waktu terbaik untuk mengamati adalah malam 21 April hingga dini hari 22 April, saat langit benar-benar gelap dan minim gangguan cahaya bulan.
Salah satu daya tarik Lyrid adalah munculnya fireball, meteor yang lebih terang dan bertahan lebih lama dibandingkan meteor biasa. Untuk mengabadikan momen ini, gunakan kamera manual dengan tripod, atur waktu pencahayaan 20-30 detik, f-number rendah, serta ISO 800-3200.
Setelah Lyrid berakhir, langit malam akan kembali dihiasi oleh hujan meteor Eta Aquarid, yang mencapai puncaknya pada 4-5 Mei. Eta Aquarid berasal dari Komet Halley dan memberikan pertunjukan spektakuler, terutama di belahan Bumi selatan.
Untuk pengalaman terbaik, siapkan kursi santai, pakaian hangat, dan jauhi cahaya kota agar pemandangan bintang jatuh semakin memukau.
*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim PesonaDunia.Com. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber (Source News) yang disertakan.